Wednesday, November 18, 2020

KEBAHAGIAAN , KEBERGUNAAN, DAN KEBENARAN.

Dalam hidup manusia yang teramat singkat (sebelum otak bisa discan dalam quantum disc yang berarti manusia bisa hidup 'selamanya'), manusia seringkali takut mati dan berfilosofi tentang kematian dan kehidupan. Padahal sejatinya semua benda atau partikel di semesta ini hidup dan sekaligus mati, tergantung dari sudut pandang siapa dan dengan parameter apa.

Yang membedakan hanyalah kesadaran kolektif dari kolaborasi trilyunan sel. Sejauh ini yang kita ketahui punya kesadaran adalah manusia, diikuti oleh bonobo, chimpanzee, paus, dsb. Dalam kesadaran inilah akhirnya manusia mencari akan eksistensi dirinya.


Apakah tujuan seorang manusia ada dan terlahir di semesta ini. Tujuan pertama yaitu kebahagiaan. Tentunya kebahagiaan ini awalnya adalah kebahagiaan pribadi. Namun ketika kebahagiaan pribadi seseorang terpenuhi, dia akan memperluas horizon kebahagiaan itu ke orang lain.

Dan itu gayung bersahut dengan tujuan kedua yaitu kebergunaan. Kebergunaan terhadap manusia lain, terhadap lingkungan, terhadap makhluk-makhluk lain. Kebergunaan manusia adalah pilihan satu-satunya kalau spesies manusia ingin bertahan dalam jangka panjang ribuan hingga jutaan tahun. Altruisme, baik yang resiprokal ataupun tidak, adalah cara terbaik spesies manusia mengakumulasi kemajuan.

Dan pada akhirnya kebenaran, kebahagiaan dan kebergunaan manusia perlu mempunyai landasan kuat, dan landasan terkuat yang dipunyai manusia adalah sains. Sains adalah usaha manusia untuk optimis tapi rendah hati. Selalu bertanya dan menemukan sesuatu, namun kalau salah segera mengakui dan memperbaikinya. Sains bukanlah kebenaran mutlak, dia adalah kebenaran yang selalu diperbaharui dengan bukti-bukti semesta.

Dengan kebahagiaan, kebergunaan, dan kebenaran, manusia akan menjadi khalifah yang sebenar-benarnya. Makhluk semesta yang tahu diri dan berbuat semaksimal mungkin demi kemaslahatan makhluk lain. Hidup dalam kebahagiaan, kebergunaan, dan kebenaran adalah sebaik-baik kehidupan.

Terimakasih
www.pusatgurahjakarta.com

0 comments:

Post a Comment