Tuesday, September 3, 2019

AWAL KESADARAN MENUJU PROSES MENUJU SPIRITUAL


Mengubah prilaku..

Mengakses kesadaran adalah seketika. Ini telah saya buktikan dalam praktek terapi kesadaran yg telah saya praktekan 2 tahun dengan berbagai kasus yg telah saya tulis dalam tulisan tersendiri..
Bagi yg dapat merilekskan pikiran dan menyerah, dan membiarkan saya memanipulasi dari alur pikiran yg dirilekskan, terus di tuntun mengakses bagian kesadaran yg mengerakan pikirannya terus di bawa ke inti kesadaran di hatinya.
 
Seketika ia menyatu dan menjadi kesadaran itu sendiri yg berdialog dengan saya sebagai kesadaran. Sebagai kesadarannya ia akan secara kodrat menjadi bijak, dan saya akan berdialog dengannya dengan pangilan "bijak". Dan siapa saja, apakah mereka yg penuh kotoran batin, orang yg awam dalam spiritual dan yg spiritual, asal satu syaratnya, bersedia "Membodohkan" pikiran tidak analisa dan beraksi merespon dengan penuh pertanyaan, dan tak ingin tahu lagi, tapi telah pasrah dan menyerah dan membiarkan dirinya dan percaya kan kepada saya utk menuntunnya dan mengikuti instruksi dengan patuh, ia akan tertuntun teraksses pada kesadarannya. Orang yg mengaku sangat spiritual sekalianpun yg datang untuk ingin tahu, menyelidiki, dan tidak akan pernah tertuntun pada kesadarannya, karena sesungguhnya pikiranmya begitu aktif dan mendominasi dalam pola ingin tahu dan menyelidiki.
 
Pikiran yg masih alot, kaku dan mendominasi, maka kesadaran akan selamanya tertutup oleh aktivitas pikiran yg tidak pernah mengalah. Maka inti rahasia teraksses kesadaran adalah pola prilaku, suatu kondisi kebiasaan dapat merendahkan aktivitas pikiran dan memberi ruang agar kesadaran dapat tampil ke depan dan merespon keadaan dengan didahului dengan aktivitas sebagai pengamat masalah dan berproses membaca situasi dan kondisi dan memahami dalam kekinian fakta saat itu utk melihat kebenaran kondisi dan situasi saat itu yg sepadan baru melepaskan pikiran merespon dengan tepat kondisi..
 
Tidak ada orang yg tidak memiliki kesadaran, yg ada adalah orang begitu di dominan pikiran dengan produk-produknya, dari bentukan pikiran berupa nilai kebenaran, persepsi, konsep, doktrin hingga dogma, hingga menutupi kesadarannya, hingga tidak ada ruang utk berfungsi sebagaimana ia adalah pengamat untuk menyadari makna kekinian sekarang. Yg ada hanya orang yg tidak dapat menfungsikan kesadarannya sendiri yg ada dalam dirinya, inilah ketidaksadaran.
 
Dalam terapi kesadaran, walau ia telah mengalami sendiri kesadarannya sendiri, dan di saat proses terapi, ia sendiri tahu sedang mengunakan kesadaran bijaknya, membijakan masalah yg sedang menderitakan dirinya, dan oleh bijak kesadaran sendiri ia di beri terang dan jernih masalahnya, dibawa kepengertian yg luas utk membebaskan keterhimpit sempit hatinya selama ini, kemudian karena bijak kesadaran sendiri, ia membebaskan kekotoran dirinya dan ketika bangun terapi, yg datang dengan nangis, dan pulang dengan senyum oleh usaha sendiri, bukan oleh penyadaran oleh saya.
 
Tetapi setelah mungkin seminggu atau sebulan, semua masalah yg sama terulang lagi, semua kekotoran batin telah kembali dan menderita hidupnya, dan ia kembali bereaksi dengan pola yg sama lagi, dengan pola pikiran yg mendominasi yg ingin menang dan merasa paling benar.. Jadi, setiap orang sesungguhnya ada kesadaran didalam dirinya dan mengakses kesadaran dirinya adalah relatif mudah, tetapi utk mengubah pola kebiasaan hingga dapat konsisten dapat mengedepankan kesadarannya merespon dari pada pikiran itulah yg perlu usaha yg konsisten dan dilakukan terus menerus menjadi suatu pola kebiasaan.
 
Banyak orang yg tidak konsisten menjadikan pola itu sebagai latihan hidupnya dan sekaligus sebagai praktek kesadaran. Selalu ingin gampang dan yg mudah menunggu orang lain berubah dan menunggu sesuatu kekuatan memberikan ia jalan keluar daripada usaha sendiri. Sebagian orang malah bingung apa itu kesadaran, telah lupa diri. Karena sudah demikian melekat dan telah menyatu dalan pola pikirannya dan menganggap pikiran adalah dirinya. Tidak percaya dirinya sesungguhnya adalah bentuk dari kesadaran.
 
Terimakasih
www.pusatgurahjakarta.com

0 comments:

Post a Comment