Mengubah prilaku..
Mengakses
kesadaran adalah seketika. Ini telah saya buktikan dalam praktek terapi
kesadaran yg telah saya praktekan 2 tahun dengan berbagai kasus yg telah
saya tulis dalam tulisan tersendiri..
Bagi yg
dapat merilekskan pikiran dan menyerah, dan membiarkan saya memanipulasi
dari alur pikiran yg dirilekskan, terus di tuntun mengakses bagian
kesadaran yg mengerakan pikirannya terus di bawa ke inti kesadaran di
hatinya.
Seketika ia menyatu dan menjadi kesadaran
itu sendiri yg berdialog dengan saya sebagai kesadaran. Sebagai
kesadarannya ia akan secara kodrat menjadi bijak, dan saya akan
berdialog dengannya dengan pangilan "bijak". Dan
siapa saja, apakah mereka yg penuh kotoran batin, orang yg awam dalam
spiritual dan yg spiritual, asal satu syaratnya, bersedia "Membodohkan"
pikiran tidak analisa dan beraksi merespon dengan penuh pertanyaan, dan
tak ingin tahu lagi, tapi telah pasrah dan menyerah dan membiarkan
dirinya dan percaya kan kepada saya utk menuntunnya dan mengikuti
instruksi dengan patuh, ia akan tertuntun teraksses pada kesadarannya. Orang
yg mengaku sangat spiritual sekalianpun yg datang untuk ingin tahu,
menyelidiki, dan tidak akan pernah tertuntun pada kesadarannya, karena
sesungguhnya pikiranmya begitu aktif dan mendominasi dalam pola ingin
tahu dan menyelidiki.
Pikiran yg masih alot, kaku
dan mendominasi, maka kesadaran akan selamanya tertutup oleh aktivitas
pikiran yg tidak pernah mengalah. Maka inti
rahasia teraksses kesadaran adalah pola prilaku, suatu kondisi kebiasaan
dapat merendahkan aktivitas pikiran dan memberi ruang agar kesadaran
dapat tampil ke depan dan merespon keadaan dengan didahului dengan
aktivitas sebagai pengamat masalah dan berproses membaca situasi dan
kondisi dan memahami dalam kekinian fakta saat itu utk melihat kebenaran
kondisi dan situasi saat itu yg sepadan baru melepaskan pikiran
merespon dengan tepat kondisi..
Tidak ada orang yg
tidak memiliki kesadaran, yg ada adalah orang begitu di dominan pikiran
dengan produk-produknya, dari bentukan pikiran berupa nilai kebenaran,
persepsi, konsep, doktrin hingga dogma, hingga menutupi kesadarannya,
hingga tidak ada ruang utk berfungsi sebagaimana ia adalah pengamat
untuk menyadari makna kekinian sekarang. Yg ada hanya orang yg tidak dapat menfungsikan kesadarannya sendiri yg ada dalam dirinya, inilah ketidaksadaran.
Dalam
terapi kesadaran, walau ia telah mengalami sendiri kesadarannya
sendiri, dan di saat proses terapi, ia sendiri tahu sedang mengunakan
kesadaran bijaknya, membijakan masalah yg sedang menderitakan dirinya,
dan oleh bijak kesadaran sendiri ia di beri terang dan jernih
masalahnya, dibawa kepengertian yg luas utk membebaskan keterhimpit
sempit hatinya selama ini, kemudian karena bijak kesadaran sendiri, ia
membebaskan kekotoran dirinya dan ketika bangun terapi, yg datang dengan
nangis, dan pulang dengan senyum oleh usaha sendiri, bukan oleh
penyadaran oleh saya.
Tetapi setelah mungkin
seminggu atau sebulan, semua masalah yg sama terulang lagi, semua
kekotoran batin telah kembali dan menderita hidupnya, dan ia kembali
bereaksi dengan pola yg sama lagi, dengan pola pikiran yg mendominasi yg
ingin menang dan merasa paling benar.. Jadi,
setiap orang sesungguhnya ada kesadaran didalam dirinya dan mengakses
kesadaran dirinya adalah relatif mudah, tetapi utk mengubah pola
kebiasaan hingga dapat konsisten dapat mengedepankan kesadarannya
merespon dari pada pikiran itulah yg perlu usaha yg konsisten dan
dilakukan terus menerus menjadi suatu pola kebiasaan.
Banyak orang yg tidak konsisten menjadikan pola itu sebagai latihan hidupnya dan sekaligus sebagai praktek kesadaran. Selalu
ingin gampang dan yg mudah menunggu orang lain berubah dan menunggu
sesuatu kekuatan memberikan ia jalan keluar daripada usaha sendiri. Sebagian orang malah bingung apa itu kesadaran, telah lupa diri. Karena sudah demikian melekat dan telah menyatu dalan pola pikirannya dan menganggap pikiran adalah dirinya. Tidak percaya dirinya sesungguhnya adalah bentuk dari kesadaran.
Terimakasih
www.pusatgurahjakarta.com
0 comments:
Post a Comment